Jakarta – Majelis Masyayikh melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Formal Pesantren Jenjang Pendidikan Tinggi Ma’had Aly Angkatan 1 tanggal 26 hingga 28 September di Jakarta yang dibuka pada Kamis (26/9). Bimtek Angkatan 1 ini dihadiri oleh 28 Ma’had Aly dari 79 Ma'had Aly seluruh Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan praktis dalam penerapan sistem penjaminan mutu pendidikan pesantren yang sesuai dengan kebutuhan institusi Ma’had Aly. Turut hadir dalam bimbingan teknis ini Anggota Majelis Masyayikh, Dewan Masyayikh, Mudir dan Bagian Administrasi Ma'had Aly, penulis dokumen, serta perwakilan Kementerian Agama RI.

Dalam rangka mengimplementasikan sistem penjaminan mutu pendidikan pesantren jenjang pendidikan tinggi Ma’had Aly, maka dilakukan bimbingan teknis secara terstruktur dan sistematis bersama para Dewan Masyayikh dan penyelenggara satuan Ma’had Aly untuk memastikan bahwa setiap Ma’had Aly dapat mengimplementasikan sistem penjaminan mutu dengan efektif dan efisien, sesuai dengan mutu yang diharapkan dan tanpa mengurangi keragaman dan kekhasan tradisi keilmuan di masing-masing satuan Ma’had Aly.

Dalam sambutannya, KH. Abdul Ghaffar Rozin, atau Gus Rozin, selaku Ketua Majelis Masyayikh, menyampaikan bahwa Ma’had Aly merupakan pilar penting dalam menjaga dan mengembangkan tradisi keilmuan pesantren di Indonesia.

“Seiring berjalannya waktu Ma’had Aly ini semakin dibutuhkan terutama dalam konteks mempertahankan sekaligus mengembangkan tradisi keilmuan yang dimiliki oleh pesantren yang khas dan sedikit berbeda dari sistem pendidikan yang lain. Karena sistem pendidikan pesantren ini harus diakui, merupakan pendidikan yang paling khas yang sudah ada sebelum Indonesia lahir. Ma’had Aly membawa misi besar untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi keilmuan Nusantara yang berakar kuat pada nilai-nilai pesantren,” ujar Gus Rozin.

Gus Rozin menegaskan bahwa keberadaan Ma’had Aly tidak hanya berfungsi sebagai institusi pendidikan tinggi, tetapi juga sebagai penjaga warisan keilmuan yang khas. Dalam konteks modern, Ma’had Aly dihadapkan pada tantangan untuk tetap mempertahankan kekhasannya di tengah tuntutan globalisasi dan standar pendidikan formal yang semakin kompleks.

“Kami menyebut Ma’had Aly sebagai mercusuar keilmuan Nusantara. Suatu yang sungguh diharapkan banyak orang saat ini adalah munculnya ulama-ulama baru dari Ma’had Aly, lulusan Ma’had Aly selain matang keilmuannya juga memiliki kepekaan sosial. Sehingga lulusan Ma’had Aly bisa memberikan terobosan dan tawaran solusi atas problematika sosial kenegaraan yang tentunya berangkat dari kutubutturots, yang berangkatnya dari tradisi keilmuan pesantren.” tambahnya.

Pentingnya sistem penjaminan mutu bagi Ma’had Aly tidak dapat diabaikan. Standar mutu yang diterapkan oleh Majelis Masyayikh tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas akademik, tetapi juga untuk memastikan bahwa proses pendidikan tetap sesuai dengan nilai-nilai dan tradisi pesantren.

“Ma’had Aly dimaksudkan sebagai pendidikan tinggi pesantren, yang khas pesantren, dengan mekanisme yang dimiliki pesantren, tradisi pesantren, semuanya ala pesantren. Ini yang sedang ingin kita bangun, yaitu pendidikan tinggi pesantren yang berasal dari best practices, dari yang selama ini kita lakukan di pesantren yang kita sistematisasi dan perbaiki bersama-sama sehingga pendidikan tinggi pesantren menjadi mercusuar keilmuan Nusantara.” jelas Gus Rozin.

Pada bimtek ini, para peserta dibekali dengan pemahaman mendalam tentang konsep, prinsip, dan kerangka kerja sistem penjaminan mutu, serta pelatihan praktis dalam mengimplementasikan sistem tersebut di Ma’had Aly masing-masing. Peserta diajak untuk melihat penjaminan mutu bukan hanya sebagai prosedur administratif, tetapi sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan Pesantren.

Selain pembekalan materi, Bimtek ini juga memfasilitasi diskusi antar-peserta untuk berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi di masing-masing Ma’had Aly. Kegiatan ini menjadi ajang untuk bertukar ide dan praktik terbaik dalam mengimplementasikan standar mutu yang sesuai dengan konteks masing-masing pesantren. “Setiap Ma’had Aly memiliki kekhasan dan tradisi sendiri. Melalui Bimtek ini, kita ingin memastikan bahwa sistem penjaminan mutu yang diterapkan tetap fleksibel dan dapat mengakomodasi keberagaman tersebut,” lanjut Gus Rozin.

Melalui Bimbingan teknis angkatan 1 ini, Majelis Masyayikh berharap upaya ini akan berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan pesantren dan melahirkan generasi ulama yang tidak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga memiliki komitmen kuat terhadap perbaikan sosial. “Ini adalah langkah pertama kita dalam membangun dan memperbaiki. Mari bersama-sama mengembangkan pesantren sebagai rumah kita bersama di Negeri sendiri.” tutup Gus Rozin.

Rekomendasi Berita